1  UTS-1 All About Me

About Me

Halo semuannya salam kenal 😊, Perkenalkan Nama saya Alfaza Naufal Zakiy, teman-teman biasanya memanggil saya Zakiy, Zek, atau kadang Jack. Saya mahasiswa Sistem dan Teknologi Informasi di ITB. Saya tipe orang yang selalu ingin tahu bagaimana sesuatu bekerja. Sering kali saya lebih sibuk berpikir dan mengamati daripada ikut obrolan yang tidak jelas arahnya. Saya merasa itu yang membuat saya berbeda, karena saya suka mencari makna di balik hal-hal kecil.

Sekarang fokus utama saya adalah belajar. Tidak hanya belajar akademik di kampus, tapi juga belajar memahami diri saya sendiri. Saya lebih suka membandingkan diri saya hari ini dengan diri saya kemarin daripada membandingkan diri dengan orang lain. Dari situ saya bisa melihat kemajuan kecil yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain, tapi berarti banyak buat saya.

Dalam berkomunikasi, saya cukup empatik, suka mendengarkan, dan terbiasa menyampaikan sesuatu dengan padat dan jelas. Saat ini saya sedang berlatih untuk berbicara lebih percaya diri, membaca bahasa tubuh orang lain, dan memahami makna yang tidak selalu diucapkan secara langsung. Di luar itu, saya juga sedang belajar mengatur waktu dengan lebih baik, karena sering kali saya menyesal setelah menyadari waktu saya terbuang untuk hal yang kurang penting. Nilai komunikasi yang paling saya pegang adalah empati, kejujuran, dan kejelasan.

1.1 Momen dan Pelajaran

Saya pernah ada di situasi di mana saya takut bertemu teman sekelas sendiri karena sempat melakukan kesalahan. Waktu itu saya memilih untuk menghindar. Hasilnya, memang terasa lega sesaat, tapi saya juga kehilangan kesempatan untuk memperbaiki hubungan. Dari situ saya belajar bahwa menghindar tidak pernah menyelesaikan apa pun. Kalau salah, lebih baik diakui dan dihadapi. Rasa malu biasanya hanya di awal, tapi rasa lega datang setelahnya.

Ada juga momen ketika ekspektasi saya terhadap teman tidak sesuai dengan kenyataan. Saya mencoba mengalihkan pikiran dengan bekerja di depan laptop, tapi perasaan sedih tetap datang. Akhirnya saya menangis selama lima menit, bukan karena lemah, tapi karena terlalu lelah menahan semuanya sendiri. Dari situ saya belajar bahwa konflik yang dibiarkan berlarut-larut hanya membuat capek. Kadang yang kita butuh bukan pembenaran, tapi penerimaan bahwa keadaan memang tidak selalu sesuai harapan.

Pernah juga saya menghadapi situasi saat harus mengerjakan UTS take home dan waktu hampir habis. Saya panik, bekerja dengan terburu-buru, dan akhirnya banyak fitur yang tidak berjalan. Dari situ saya belajar pentingnya memprioritaskan tugas. Sekarang saya terbiasa memilah pekerjaan dengan bantuan prinsip Urgent-Important Matrix agar bisa fokus pada hal yang benar-benar penting.

Setelah ikut mata kuliah KIPP, cara pandang saya terhadap komunikasi berubah cukup banyak. Saya mulai sadar bahwa sikap, ekspresi, dan bahasa tubuh punya pengaruh besar. Sekarang saya lebih berusaha memahami makna dari apa yang orang lain sampaikan, melihatnya dari berbagai sudut pandang, bukan hanya dari sudut pandang saya sendiri.

1.2 Presentasi dan Cara Bicara

Dulu saya takut sekali presentasi. Saya tipe orang yang perlu waktu berpikir panjang sebelum bicara, jadi kalau ada pertanyaan sulit, saya sering diam cukup lama. Saat itu saya suka membaca slide karena isinya terlalu penuh. Sekarang saya belajar tampil lebih ringan. Saya hanya menuliskan poin penting dan benar-benar memahami materi sebelum presentasi, supaya penjelasannya tetap mengalir.

Pesan utama favorit saya saat presentasi adalah “Jalanin aja dulu.” Buat saya, kalimat ini sederhana tapi bermakna dalam. Tidak perlu menunggu sempurna untuk mulai, yang penting berani mencoba. Kesempurnaan akan datang lewat prosesnya. Pesan ini saya gunakan juga untuk mengingatkan diri sendiri agar tidak menunda.

Untuk melakukan pembukaan presentasi yang menarik dan fresh, saya suka memakai kalimat kontras yang sederhana. Pernah saya membuka presentasi dengan kalimat “Banyak orang takut gagal, tapi saya percaya mending menyesal mencoba daripada menyesal tidak mencoba.” Biasanya audiens langsung senyum dan fokus mendengarkan.

Saya bukan orang yang suka melucu di depan umum, jadi cara saya mencairkan suasana biasanya lewat senyum, nada bicara yang hangat, dan kontak mata. Kadang saya menambahkan cerita singkat yang relevan supaya audiens tetap merasa dekat tanpa harus tertawa.

1.3 Prinsip dan Refleksi

Ada tiga prinsip utama yang selalu saya pegang, baik di kelas maupun di luar kelas. Pertama, dengarkan dulu sebelum berbicara. Kedua, jelaskan niat sebelum memberi saran. Ketiga, sampaikan hal sulit dengan tenang dan jelas.

Menurut saya, komunikasi itu seperti jaringan data. Kalau sinyalnya buruk, pesan bisa salah diterima. Maka saya berusaha memastikan “jaringan” antara saya dan orang lain tetap stabil dengan cara mendengarkan baik-baik, mengklarifikasi, dan memastikan pesannya tersampaikan dengan jelas.

Saya juga berusaha menyeimbangkan antara fakta dan empati. Misalnya, ketika teman saya melakukan kesalahan, saya tidak langsung bilang “kamu salah”, tapi saya mulai dengan kalimat “Aku ngerti maksudmu, tapi mungkin di bagian ini bisa kita cek lagi datanya.” Dengan begitu, pesan bisa sampai tanpa membuat orang merasa diserang.

Kalimat yang paling bermakna buat saya adalah “Remember why you started.” Setiap kali saya merasa lelah atau ingin menyerah, kalimat itu selalu mengingatkan saya untuk kembali pada alasan awal saya memulai. Bukan untuk menjadi sempurna, tapi untuk menjadi lebih baik dari kemarin.

1.4 Penutup

Akhirnya kita masuk di bagian paling akhir di bagian UTS-1 All About Me. Kalau saya boleh menyimpulkan perjalanan saya di mata kuliah KIPP, mungkin satu kata yang paling pas adalah “berproses.” Saya belajar bahwa komunikasi bukan cuma soal berbicara, tapi juga tentang bagaimana kita hadir sepenuhnya di hadapan orang lain. Kadang cukup dengan mendengarkan, tersenyum, atau jujur mengungkapkan perasaan kita.

Melalui tugas ini, saya ingin berbagi perjalanan kecil saya sebagai seseorang yang dulunya sering overthinking sebelum bicara, dan kini sedang belajar untuk lebih terbuka serta berani menyampaikan pikiran dengan tulus.

Terima kasih sudah membaca cerita ini. Kalau ada masukan, saya akan sangat senang mendengarnya. Karena bagi saya, komunikasi yang baik tidak berhenti di kata-kata yang diucapkan, tapi terus hidup dari apa yang kita dengar setelahnya.